Priangan Insider –
Batunya, yang dahulu terkenal sebagai kotak kaca di warung kopi atau hobi para ayah-ayah penyuka hal gaib, saat ini hadir dengan penampilan segar dan modern sekali.
Gaya promosinya tidak lagi canggung atau dipenuhi dengan istilah-istilah rohani yang berat.
Saat ini, batu akik tidak hanya dihaluskan secara fisik, tetapi juga melalui pendekatan pemasaran yang serupa dengan produk perawatan kulit, termasuk pengembangan merek, klaim manfaatnya, efek sebelum-sesudah, nama unik, serta tampilan kemasan yang sangat estetis.
Seorang di antara pendirinya adalah Nabila Rani (23), pemilik merek “Gemverse ID”, yang mengubah batu akik menjadi produk serupa dengan serum wajah.
Pada akun Instagram dan TikTok miliknya, Anda akan menemukan koleksi batu akik yang memiliki nama-nama seperti Calm Quartz, Soul Bacan, Confidence Jasper, serta Glow Agate.
Keterangan produk juga sangat detail dan luas:
“Soul Bacan – Batu Kalcedon alami dari Indonesia yang diperkuat dengan energi penenang. Membantu mengatur emosi dan ideal untuk Anda yang kerap berpikir terlalu banyak.” (Rp329.000 – Bonus cincin silver dapat disesuaikan & tas kain estetika)
Batu Akik = Solusi Skin Care untuk Menjaga Kesehatan Jiwa?
Menurut Nabila, inspirasi pertamanya muncul saat ia mengikuti kursus pemasaran digital dan menyadari bahwa metode penjualan produk perawatan kulit oleh banyak orang sangat cocok untuk Generasi Z, dengan menekankan pada manfaat, suasana hati, serta hubungan yang dipersonalisir.
“
Saya berpikir, jika perawatan kulit dapat dipasarkan dengan gaya cinta diri dan penyembuhan, mengapa tidak juga batu akik?”
Menurutnya ketika diwawancara oleh Gaya Pop Muda.
Lebih lanjut, ada berbagai batu yang dianggap memiliki dampak psikologis. Oleh karena itu, saya ingin mereknya seperti perawatan kulit dalam, bertujuan untuk meredakan pikiran, tidak hanya membuat jariku terlihat keren.
.”
Packaging Matters, Bro
Satu keunggulan dari Gemverse ID terletak pada desainnya yang menarik. Tiap batu dilengkapi dengan,
- Kantong kecil dari kain flanel seperti yang dimiliki oleh merek organik
- Kartu energi yang menggambarkan keuntungan dari batu tersebut
- Playlist kode QR yang berisikan lagu-lagu penyembuh mengikuti tema batu tertentu (contoh: Bacan = lo-fi ditambah dengan suara ombak di Halmahera).
Ini bukan sekadar penjualan batu biasa. Ini merupakan pengalaman gaya hidup.
Dan Generasi Z, yang tumbuh besar dengan vibes dan bercerita tentang kisah-kisah, tentu saja sangat terhubung.
Harga Tidak Lagi Menjadi Penghalang
Menariknya lagi, harga batu akik yang dulunya dianggap terlalu tinggi bagi pemuda, kini dapat disajikan dengan cara yang lebih fleksibel.
Nabila menawarkan rangkaian Entry Vibes (harga antara Rp89.000 hingga Rp150.000) yang sesuai untuk mereka yang sedang memulai kumpulan barang tersebut.
Terdapat pula Premium Soul Stones dengan harga lebih dari Rp500ribu bagi mereka yang mencari signature piece.
“
Generasi Z sangat setia jika mereka sudah merasa ‘cocok’ dengan suatu produk.
ungkap Andhika Prasetyo, seorang konsultan branding digital.
“
Dan pendekatan Gemverse yang mencampurkan kearifan lokal, budaya penyembuhan, serta tampilan modern benar-benar merupakan kombinasi kuat.”
Dari Toko Batu Cincin hingga Galeri Virtual
Pada masa lalu, perdagangan batu akik umumnya dikaitkan dengan gerai berbasis darat dan pembayaran secara tunai.
Namun saat ini, platform seperti TikTok Shop, Instagram, dan bahkan Pinterest menjadi galeri online.
Generasi Z merombak metode pemasaran melalui unsur-unsur semacam,
- Video unboxing akik
- Siarkan siaran langsung di TikTok menggunakan latar belakang yang berhubungan dengan meditasi
- Ulasan dari mikro-influencer tentang spiritualitas dan perawatan diri
- Cara Mix & Match Akik Bersama Pakaian
“
Saat melihat reels mengenai Jasper yang diklaim dapat meningkatkan kepercayaan diri, saya segera membelinya. Ketika sampai, ternyata kemasannya sangat menarik. Kini saya rutin menggunakan produk ini pada setiap presentasi!
Menurut pendapat Rere, seorang pelajar desain asal Bandung.
Apa Kata Kolektor Senior?
Mengherankannya, trend tersebut tidak langsung ditolak oleh generasi yang lebih tua.
Banyak pengumpul senior justru merasa bangga bahwa batu bersejarah ini dapat dikenali generasi muda kembali melalui caranya tersendiri.
“
Saya sangat mendukung selama buku-buku tersebut masih otentik dan memberikan pendidikan.
,” ujar Pak Ranto (58), pembuat batu permata asal Sukabumi.
“
Mereka justru memberikan semangat segar bagi industri akik yang pernah lesu.”
Menggunakan strategi pemberian merek seperti produk perawatan kulit, batu akik tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi jari atau lambang spiritual.
Ini menjadi media untuk ekspresi diri sendiri, penyembuhan emosional, dan pertumbuhan pribadi versi Generasi Z.
Tidak berlebihan dan tidak ketinggalan zaman, malah sangat sesuai dengan tren gaya hidup mindful saat ini.
Lalu siapa menyangka, batu asal Indonesia yang dahulunya hanya dilapisi koran kini diantarkan dalam sebuah pouch linen, disertai dengan daftar putar lagu serta pengingat “jiwamu pantas mendapatkan kejelasan.”
Karena di tangan Gen Z, apapun bisa naik kelas asal punya cerita, visual, dan vibes-nya dapet. (***)
