Priangan Insider —
Pasar permata Jatinegara sekali lagi mendapat perhatian publik usai ditemukannya batu safir merah muda langka yang dibanderol dengan harga fantastis, menyebabkan banyak orang menggeleng heran.
Dibandrol hanya seharga Rp4,5 juta, batu langka yang umumnya dicari oleh pengumpul kalangan elit ini berhasil menarik perhatian para pencinta permata dari berbagai wilayah.
Peristiwa ini tak sekadar menggemparkan para pelaku bisnis dan kumpulan pengoleksi berpengalaman, tetapi juga sukses memancing ketertarikan generasi muda yang mulai menjadikan batu akik sebagai tren gaya hidup terbaru.
Bukan Permata Lazim: Ini Saphir Merah Muda Lho, Boss!
Safir merah muda tidak hanya berarti batu dengan warna pink. Sebenarnya, ini merupakan varian safir yang sangat diinginkan dikarenakan pesonanya yang luar biasa serta makna simbolisnya yang mendalam.
Terkenal sebagai batu cinta, sumber energi spiritual, dan kedamaian, safir merah muda kerap digunakan dalam perhiasan premium oleh desainer fashion global.
Kesan warna-warna halus tetapi berani membuatnya terlihat istimewa tanpa perlu seramai itu.
Di pasar internasional, harga dari safir merah muda dapat mencapai nilai beberapa juta rupiah per karat, bergantung pada tingkat kemurnian, corak warnanya, serta tempat asal batunya.
Tidak mengherankan kemudian, ketika berita tentang keberadaan batu safir merah muda berukuran besar yang dibanderol dengan harga hanya Rp4,5 juta di daerah Jatinegara menyebar luas, para pengumpul batu mulia pun segera waspada dan bersiap-siap.
BuKA Rakitan Pengumpul Tua, Sini Datangkan Harga Menggila
Safir merah muda ini ternyata merupakan bagian dari kumpulan lama seorang kolektor berpengalaman yang memilih untuk menjual beberapa barangnya.
Diperkirakan dikarenai oleh sebab-sebab pribadi serta keperluan uang mendesak, beberapa batu permata seperti halnya safir merah muda ini dijual dengan harga cukup murah.
Berdasarkan keterangan dari seorang pedagang di area Jatinegara, batu tersebut telah lama disimpan secara pribadi dan belum pernah dipublikasi sebelumnya.
Dimensinya cukup menonjol, modelnya berbentuk bulat klasik, dengan warna pink yang cerah dan seragam. Walaupun belum memiliki sertifikasi gemologi global, pakar penggemar batu tersebut menyatakan bahwa aslinya terlihat “tanpa perlu diperdebatkan” hanya dengan melihat sekilas.
“Sesudah keluar dari etalase, langsung ada banyak orang yang bertanya. Meski begitu, sebenarnya belum dipersiapkan dengan optimal,” jelas sang pedagang yang mengatakan dirinya telah menerima berbagai tawaran.
Respons Kolektor: Membeli dengan Buru-buru Atau Lebih Baik Menunggu Kenaikan Harga?
Diskon sebesar itu sungguh langka dalam industri permata. Sejumlah kustodian awalnya meragukan penawaran tersebut, namun pada akhirnya mereka memilih “membeli dahulu,urus surat menyusul”.
Keduanya mengerti bahwa kesempatan semacam itu tak akan muncul untuk kedua kalinya. Lagi pula, pasaran batu permata mulai memperlihatkan indikasi kebangkitan usai meredup dalam beberapa tahun terakhir.
Menariknya lagi, tidak hanya para pengumpul berpengalaman saja yang merespons. Bahkan beberapa pemuda yang umumnya aktif dalam dunia sepatu dan jam tangan pun mulai tertarik mempertimbangkan batu akik sebagai pilihan investasi alternatif.
Mereka menghargai sisi sejarah, keindahan seni, serta jelasnya peluang untung dari benda-benda unik yang belum begitu menarik perhatian kalangan seusia mereka.
Dampak Mengejutkan bagi Industri Kerajinan Batu Nasional
Munculnya pink sapphire yang terjangkau tidak hanya menjadikan Jatinegara lebih padat. Bahkan di berbagai gerai daring dan dalam diskusi komunitas pecinta batu permata, perbincangan tentang hal ini menjadi sangat populer.
Beberapa orang berspekulasi bahwa hal ini mungkin menjadi permulaan untuk arah baru dalam tren di mana batu berharga seperti safir, zamrud, dan ruby akan diperebutkan lagi sebagai barang koleksionis istimewa serta investasi jangka panjang.
Para pedagang di Rawa Bening, Kebon Nanas, hingga Bandung mulai mendapat banyak pertanyaan dari konsumen muda yang ingin tahu lebih tentang jenis-jenis batu akik berwarna unik ini.
Hati-Hati, Tapi Jangan Ketinggalan
Tentu saja, meski dalam suasana hati yang gembira, kita masih perlu waspada. Ada banyak batu tiruan yang bertebaran, dan tidak selalu batu dengan harga rendah akan menguntungkan.
Oleh karena itu, pemahaman mendasar tentang jenis batu, metode pengenalan yang mudah, serta hubungan dengan penjual tepercaya menjadi hal penting sebelum melakukan pembelian.
Tetapi satu hal yang pasti, momen pembelian safir merah seharga Rp4,5 juta di Jatinegara ini mencerminkan suatu fenomena yang menarik: bangkitnya gairah mengoleksi permata di antara generasi muda, dengan rasa ingin tahu yang baru, bijaksana, serta tetap modis.
Jika Anda salah satu yang berani mengambil tindakan lebih dulu, mungkin saja Anda memiliki salah satu dari beberapa harta karun terpendam yang pada akhirnya akan meningkat nilainya dengan cepat.
Mungkin saja, batu kecil dari Jatinegara menjadi bagian dari perjalanan panjang gaya hidup mengoleksi permata yang mempengaruhi generasi muda. (***)
