Harga TBS Sawit Sumut Jatuh Lagi, Harga Tertinggi Rp3.372,71 per Kg Hari Ini (30/5)

, MEDAN — Harga tandan buah segar (FRUIT BUNCHES) masih menunjukkan kenaikan yang signifikan.
TBS
)
sawit
petani partner di Provinsi Sumatera Utara (
Sumut
Terlihat kembali menurun pada hari Jumat (30/5), dengan harga tertinggi mencapai level Rp3.372,71 per kilogram (Kg).

Kemarin Minggu, para petani mitra Pemprov Sumut dari TBS mengalami kenaikan harga menjadi Rp3.447,39 per kilogram minggu lalu, yang mana hal ini terjadi setelah periode penurunan selama beberapa pekan. Akan tetapi, volatilitas dalam harga minyak sawit mentah masih berlanjut.
crude palm oil
(
CPO
Dunia pertanian di Provinsi Sumatera Utara menyaksikan penurunan harga beli TBS dari para petani mitra Pemerintah Daerah untuk pekan terakhir bulan Mei tahun 2025.

Dewiana, analis pasar di Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Sumatera Utara, menyebut bahwa harga rata-rata untuk kelapa sawit mentah baik dalam negeri maupun ekspor, yang digunakan sebagai patokan, menurun menjadi Rp13.481,61 per liter pada akhir bulan Mei ini. Harga sebelumnya seminggu yang lalu berada di kisaranRp 13.688,39.

Sebaliknya, harga rata-rata kernel dalam negeri diamati meningkat menjadi Rp13.362,10 setiap kilogram.

“Penentuan nilai TBS serta elemen ‘K’ berdasar pada harga yang diambil dari Pasal Pemasaran Kelapa Sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PT KPBN), Gapki, dan juga harga pasar untuk CPO lokal beserta biji intinya,” jelas Dewi, Jumat (30/5/2025).

Dia mengatakan bahwa fluktuasi harga sawit mentah dunia mendorong penentuan harga tertinggi bagi tandan buah segar (TBS) petani mitra Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menjadi Rp3.372,71 per kg untuk tanaman berusia 10-20 tahun. Ini menunjukkan penurunan kurang lebih Rp74,68 per kilogram dibandingkan seminggu sebelumnya yang mencapai angka Rp3.400-an.

Pengaturan harga TBS juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia pohon serta tingkat hasil CPO. Tingkat hasil CPO terbaik dari buah-buahan milik petani mitra Pemerintah Provinsi Sumut adalah sekitar 22,34%. Sedangkan faktor ‘K’ atau persentase yang didapat petani saat ini mencapai 92,82%.

“Peraturan mengenai tarif pembelian ini hanya diberlakukan untuk tandan buah sawit milik petani yang bekerja sama dengan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Beberapa faktor tersebut bisa menyebabkan harga tandan buah sawit di wilayah lain menjadi lebih mahal atau malah lebih murah,” terangnya.