Lepet adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia, terutama banyak dijumpai di Jawa, Madura, hingga daerah Bugis dan Makassar (dengan sebutan sedikit berbeda). Bentuknya mirip lontong atau ketupat, karena sama-sama dibungkus dengan daun janur (daun kelapa muda) lalu dikukus atau direbus.
Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Asal dan Filosofi
- Lepet sering dibuat saat hari raya Idul Fitri, upacara adat, atau selamatan.
- Dalam budaya Jawa, lepet melambangkan persaudaraan dan kebersamaan, karena kata “lepet” sering dihubungkan dengan “lepat” (kesalahan), yang artinya saling memaafkan.
2. Bahan Utama
- Beras ketan → bahan dasar utama.
- Kelapa parut → menambah gurih.
- Kacang tanah / kacang tolo / kacang hijau → isiannya bervariasi tergantung daerah.
- Garam dan santan → membuat rasa gurih.
- Janur (daun kelapa muda) → pembungkus, sekaligus memberi aroma khas.
3. Cara Membuat
- Beras ketan direndam beberapa jam.
- Dicampur dengan kelapa parut, santan, garam, dan kacang.
- Adonan dimasukkan ke dalam bungkus janur dengan cara khusus (dilipat dan diikat).
- Direbus atau dikukus hingga matang.
4. Ciri Khas
- Teksturnya kenyal karena dari beras ketan.
- Rasanya gurih legit dengan aroma khas janur.
- Bentuknya lonjong atau memanjang, berbeda dengan ketupat yang berbentuk kotak.
5. Perbedaan dengan Ketupat & Lontong
- Ketupat: hanya berisi nasi, tanpa campuran lain.
- Lontong: beras dibungkus daun pisang, berbentuk silinder.
- Lepet: beras ketan + kelapa + kacang, dibungkus janur.
Jadi, lepet bukan hanya sekadar makanan, tapi juga punya nilai budaya dan filosofi yang kuat di masyarakat Indonesia.
