PT Chery Sales Indonesia (CSI) mencatat bahwa rencana pembangunan pabrik secara mandiri telah sdh menjadi bagian penting dari strategi jangka panjangnya untuk meningkatkan daya saing di pasar dalam negeri.
Hal ini ditegaskan oleh Kepala Departemen Merek CSI, Rifkie Setiawan, menanggapi perintah Asisten Menteri Perindustrian (Asmenperin), Faisol Riza, saat mengunjungi PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
, Kamis (9/1/2025).
Hanya saja, pembangunan pabrik masih berada di tahap perencanaan di China, meliputi lokasi, biaya investasi, dan jadwal operasional, sehingga belum ada informasi yang bisa dibagikan.
Pada kunjungan tersebut, Faisol memaksakan pentingnya langkah-langkah strategis untuk Chery dalam membangun pabrik di Indonesia yang bermandiri.
Menurutnya, ini tidak hanya akan memperkuat posisi Chery di industri otomotif nasional, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian domestik.
“Pembangunan pabrik mandiri akan memberikan dampak positif yang signifikan. Tidak hanya meningkatkan produksi dan memperluas pasar ekspor ke luar ASEAN, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Faisol.
Saat ini, Chery masih bekerja sama dengan HIM untuk proses produksi atau perakitan dengan kemampuan mencapai sekitar 10.000 unit per tahun.
Impor Kendaraan Dasar (CKD) di fasilitas ini mencakup Tiggo 7, Tiggo 8, Omoda 5, Omoda E5, hingga SUV listrik terbaru Chery iCAR 03 (J6).
Sebelum itu, perusahaan telah menyusun rencana untuk mendirikan pabrik sendiri di Indonesia sebagai salah satu pembangunan yang disinari masa depan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Budi Darmawan, Direktur Penjualan CSI, ketika kami mengunjunginya pada awal tahun lalu.
Budi mengatakan bahwa kami ke Handal untuk mengecek pemenuhan untuk kapasitas pabrik kami. Dan rasa kami sudah cukup cepat untuk membangunnya karena Handal sendiri juga memiliki kapasitas yang terbatas. Jadi kami sudah melakukan studi sementara di sana.
Dia juga menyatakan bahwa ketika Chery memutuskan untuk membangun fasilitas pabrik mobil di Indonesia, itu bukan hanya untuk memproduksi (membuat) kendaraan saja.
“We hanya telah menyiapkan semua infrastruktur terkait mobil tersebut. Silang rantai pasokan kami juga sudah siap. Karena kami berbicara investasi dengan jangka waktu menengah hingga panjang,” katanya.