PIKIRAN RAKYAT SULBAR –
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) lewat Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan Gerakan Pasar Murah (GPM) guna menstabilkan harga kebutuhan pokok sebelum peringatan Hari Raya Idul Adha. Acara ini diperkuat oleh dukungan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, yaitu Suhardi Duka (SDK) serta Salim S Mengga, dan akan berlangsung dalam jangka waktu dua hari pada tanggal 27 hingga 28 Mei 2025.
Melalui program GMP ini, warga bisa mendapatkan berbagai produk pangan dengan potongan harga sebesar 20-30%, di antaranya adalah beras yang dipasok oleh Bulog. Tambahan lagi, Dinas Peternakan menggratiskan benih cabai kepada masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Biro Ekbang dari Setda Sulbar dan juga Sekretaris TPID Sulbar, Hamdani Hamdi, menyatakan bahwa dengan adanya GPM, inflasi di Sulawesi Barat diprediksi masih dapat dikontrol.
“Pengawas Inflasi Regional (TPID) berkomitmen untuk melanjutkan pemantauan pasokan bahan makanan serta mengecek secara langsung di pasar sebelum peringatan hari raya Idul Adha,” ungkap Hamdani Hamdi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulbar, Waris Bestari menginginkan agar program GPM bisa mendukung penyesuaian harga produk pertanian serta memperkuat kemampuan konsumen dalam melakukan pembelian.
“Kegiatan GPM yang kita jalankan bertujuan untuk menstabilkan harga barang-barang pertanian, terutama menjelang perayaan Idul Adha,” jelas Waris Bestari pada hari Rabu, 28 Mei 2025.
Di samping itu, Pemerintah Provinsi Sulbar berencana untuk melaksanakan GPM secara bersama-sama di enam kabupaten se-Sulawesi Barat pada tanggal 2 atau 3 Juni nanti.
“Sudah kami informasikan kepada keenam kabupaten agar mereka mempersiapkan barang-barang yang nantinya akan dipasarkan. Semoga dengan hadirnya GPM ini, inflasi masih dapat dikelola dengan baik karena pasti akan membantu usaha dalam mengontrol laju inflasi,” katanya.
Satu komoditi yang masih absen di GPM menurut Waris Bestari adalah sektor perikanan. Dia berharap kedepannya tiap unit GPM dapat menyertakan produk hasil tangkapan ikan, alasannya ialah karena nelayan turut memainkan peranan penting dalam data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik setiap bulannya tersebut. ***