, MAKALE
– Mendekati Hari Raya Iduladha tahun 1446 Hijriah, harga kelapa tua yang digunakan untuk membuat santan di Pasar Sentral Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, meningkat secara signifikan.
Tribun Toraja melaporkan pada hari Sabtu (17/5/2025), sekitar pukul siang, bahwa harga sebuah kelapa telah meningkat menjadi Rp 12 ribu per buah.
Sebelumnya, harga sebuah kelapa dipatok antara Rp 7 ribu hingga Rp 10.000.
Penyesuaian tarif ini memiliki dampak langsung terhadap kegiatan jual beli kelapa di tempat transaksi tersebut.
Beberapa pedagang mengeluh bahwa jumlah pelanggan berkurang karena harga yang terus meningkat.
Nurhayati (48), seorang pedagang kelapa, menyatakan bahwa peningkatan harga disebabkan oleh pertambahan pengiriman kelapa ke luar negeri yang kemudian diubah menjadi kopra atau daging kelapa kering. Kopra ini biasanya digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa.
“Ketersediaan kelapa terbatas karena kebanyakan digunakan untuk membuat kopra dan diekspor, yang menyebabkan harga di pasaran lokal juga meningkat,” ungkap Nurhayati.
Di samping factor ekspor, pasokan kelapa dari wilayah Masamba, Luwu Utara, pun ikut menurun. Hal ini semakin memperparah keadaan yang ada.
Kenaikan harganya pun berimbas pada penghasilan para pedagang kelapa tersebut.
Apabila sebelumnya jumlah penjualan harian pedagang biasanya berada di angka 100 sampai dengan 120 biji, saat ini telah menurun menjadi hanya 60 biji.
“Penjual kue-kue banyak tutup karena mahalnya kelapa sehingga mereka sulit memperoleh keuntungan.” ungkap Nurhayati.
Pedagang kelapa di Pasar Sentral ingin ada cara menyelesaikan masalah peningkatan harga serta kekurangan stok kelapa sehingga aktivitas bisnis mereka bisa pulih dan menjadi normal lagi.
Mereka berharap pemerintah atau stakeholder yang relevan bisa mengambil tindakan agar proses distribusi kelapa tetap efisien, dengan tujuan menjaga stabilitas harga serta mempertahankan kemampuan konsumen dalam melakukan pembelian.
(*)